Berangkat Dari Tujuan

Aku rasa hidup ini ada karena tujuan. Asa hidup akan terus berpendar karena tujuan.

Bijaksana, bahagia, kaya, sejahtera, dan seterusnya. Adalah ragam tujuan manusia.

Adanya sekolah agar kita bisa lebih terdidik, dengan keterdidikan diharapkan kualitas hidup lebih baik.

Tiap orang memiliki nilai tujuan berbeda meski sedang menempuh proses yang sama. Sama-sama mengambil sekolah, lulus pasti menjadi keinginan semua yang bersekolah, namun setelah lulus itulah yang membedakannya.

Ketika anda punya tujuan, agar sampai, selain perlu usaha, juga butuh suatu proses lain yang mengiringi agar anda sampai di tujuan seefektif dan seselamat mungkin.

Begini, semisal anda ingin ke tempat A, sedangkan anda ada mobil dengan bensin tinggal lima liter. Target anda lima liter untuk sampai di A, entah bagaimana caranya. Dari sini, anda harus sudah punya daftar perlakuan apa saja ke mobil anda, agar sampai di A dan tidak kehabisan bensin di tengah jalan. Di sini anda bisa kurang-kurangin ngerem mendadak, tancap gas secara spotan (uhuiy, hehehe), dan hindarin hal-hal lain yang bikin boros bensin mobil.

Gak cukup di situ. Ketika di awal anda sudah ada bayangan untuk ngapain aja agar mobil gak makan banyak bensin selama perjalanan, namun, aktual di jalan anda nemuin kendala-kendala lain di luar bayangan awal, hal lumrah bukan. Lalu anda ada upaya ekstra lagi, yaitu mematikan AC agar lebih hemat lagi konsumsi bensinnya.

Jadi, aku tekankan lagi, tujuan anda sampai di A. Agar sampai di A, perlu rencana: kurang-kurangin rem dll. Di jalan ketemu kendala lagi, akhirnya anda melakukan peninjauan (evaluasi). Dari evaluasi/tinjauan itu anda melakukan mematikan AC (inisiatif).

Itu contoh sederhana. Siklus tersebut bisa diterapkan di model aktivitas yang lain. Anda bisa tetapin target, apapun itu. Kemudian anda implementasikan siklus tadi. Dari situ anda sudah menerapkan sebuah sistem management untuk mencapai target.

Sebuah sistem akan sangat krusial pada aktivitas-aktivitas yang membutuhkan perubahan-perubahan sangat cepat. Semisal ajang balap profesional. Temperatur, kecepatan angin, humidity, banyak sekali parameter yang dipantau dengan perubahan cepat. Salah pembacaan parameter, akan salah mengambil decision, salah decision menang-kalah taruhannya.

Akhirnya, itulah yang membedakan kita dengan makhluk lain. Kita diberi kelebihan, yaitu akal. Untuk berfikir. Agar dari setiap proses hidup yang kita lalui tidak berjalan bagitu saja. Ada usaha. Di agamaku dikenal sebgai “ikhtiar”. Agar selama proses hidup selalu mengarah ke yang lebih baik. Dan terus berbenah dari setiap proses.

Tetap bergerak, kawan. Mungkin akan salah jalan, juga. Tapi, asal ngotot dan berlari, dari jalan yang salah itu akan bertemu cabang jalan yang lain, bukan.

Selamat pagi dan selamat menikmati libur tahun baru Hijriyah.

Tinggalkan komentar