Hidup memang selalu tak ramah, bagi pengeluh dan pemalas.
Di tahun ketiga seusuai saya menamatkan perkuliahan, sebagaimana umumnya mantan mahasiswa, ada beberapa pilihan bagi saya: bekerja, lanjut kuliah, buka usaha atau “buka tenda”.
Untuk saya, pilihan pertama yang saya pilih.
Selama tiga tahun menyelami lautan perindustrian, saya sudah tiga kali pindah tempat kerja. Industri Oil & Gas, Power, dan sekarang FMCG (Fast Moving Consumer Good). Tentu ada kekurangan dan kelebihan dengan mudahnya pindah-pindah tempat saya bekerja. Untuk kekurangan mungkin orang menganggap saya sebagai “kutu loncat” (untung saya tak pernah peduli anggapan orang). Kelebihannya, tentu saya memperoleh pengalaman berbeda di setiap tempat saya bekerja, baik itu sistem management, people dan culture perusahaan.
Dengan pengalaman yang berbeda itu saya jadi memiliki cara pandang yang lebih luas. Dengan cara pandang lebih luas, mentalitas saya terbentuk. Ini banyak membantu saya dalam menghadapi persoalan-persoalan pelik. Seperti persoalan politik kantor, persoalan kemampuan, dan persoalan-persoalan yang lain.
Mengenai people, di ketiga tempat saya bekerja itu, setidaknya hampir selalu ada: Si positif, si pengeluh, si pencari muka, si pemalas dan si, si yang lain.
Di sini saya tidak akan mengelaborasi masing-masing karakter people di tempat kerja. Namun saya hanya ingin sedikit, ya sedikit saja, mengulas tentang pengeluh. Seseorang yang suka mengeluh di tempat kerja. Jujur, saya sendiri pun tidak sepenuhnya bebas dari mengeluh. Tapi saya berupaya untuk sedikit saja mengeluh, ya sedikit saja. Hahaha
Mengutip tulisan Pak Erizeli bahwa pengeluh itu tak lebih adalah kemalasan dan ingin hidup dibayar seperti budak, bukan atas dasar mutual simbiosis antara pekerja dan majikan. Kalau dia mengeluh atas pilihannya itu artinya dia secara spiritual memang tidak cerdas, atau mendekati kelainan jiwa. Seburuk apapun perlakuan pemerintah atau orang lain, mereka tetap menyalahkan diri sendiri kalau tidak bisa menghidupi dirinya sendiri.
Kutipan tersebut bisa salah dan tidak sepenuhnya memang benar, tapi itu cukup mewakili keadaan saya sekarang.
Ingat, mungkin bekerja merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan, namun lebih tidak menyenangkan lagi tidak bekerja.
Tetap bergerak, dan tetap bahagia. Salam.